Jenis Ragi (Yeast), Cara Menggunakan Ragi Untuk Membuat Kue dan Roti - Saya selalu mendengar bahwa memakai ragi adalah risiko besar. Bahkan, ada beberapa orang yang 'takut memanggang roti' karena harus memakai ragi. Hmm, ada apa dengan ragi? Didorong oleh rasa ingin tahu, akhirnya saya mencari informasi tentang materi pengembang ini. Rupanya, ragi bisa menakutkan jika tidak dirawat dengan benar.
Jenis-jenis Ragi
Sebelum melangkah lebih jauh, apakah Anda tahu bahwa ragi adalah bahan pengembang yang berasal dari spesies jamur? Ada satu jenis jamur bernama Latin Saccharomyces cerevisiae yang paling banyak diolah sebagai ragi roti. Ketika dicampur dalam adonan, jamur ini akan mendorong proses fermentasi yang akan membantu proses pengembangan. Namun sebelum mencampur adonan roti, kita harus memastikan dulu apakah ragi masih "hidup". Cara memeriksanya, larutkan ragi dalam campuran air dan gula secukupnya. Tunggu sekitar 7-10 menit, lalu perhatikan permukaan larutan ragi. Jika ada banyak gelembung atau busa, sudah pasti ragi siap digunakan.
Oh ya, ragi memiliki semacam itu, Anda tahu. Di Indonesia sendiri, ada tiga jenis ragi yang dapat diperoleh di pasar. Jenis ragi ini dibedakan dari bentuk dan kadar airnya. Semakin tinggi kadar air, semakin pendek durasinya. Mari kita lihat yang ini.
1. Ragi Basah atau Dikompresi (Ragi Terkompresi)
Ragi ini disebut "versi lama" dari ragi lain. Ragi basah memiliki tekstur yang halus, padat, berbentuk atau kubus kecil yang dibungkus dengan aluminium. Kira-kira seperti kaldu blok, ya. Namun di antara jenis lainnya, ragi basah mudah mati. Setidaknya, ragi ini dapat bertahan dalam suhu kamar selama 2-3 hari. Karena itu, ragi semakin jarang ditemukan di supermarket atau toko kue. Merek di Indonesia untuk ragi ini adalah Pinnacle, Five Stars, dan Red Star.
2. Ragi Kering Aktif (Active Dry Yeast)
Dibandingkan dengan ragi sebelumnya, ragi kering aktif sebenarnya memiliki ketahanan yang lama, yang bisa mencapai satu tahun dalam suhu ruangan. Ragi ini berbentuk kasar dan seperti namanya, ragi kering aktif harus "dihidupkan" sebelum dicampur dalam adonan. Cara menyalakannya seperti yang dijelaskan di atas, yaitu menggunakan air dan larutan gula. Beberapa merek terkenal di Indonesia adalah Pinnacle dan Red Star.
3. Instan Ragi (Ragi Instan)
Sering melihat kata Fermipan (lihat di Lazada) dalam resep kue atau roti? Nah, itulah salah satu merek ragi instan yang terkenal di Indonesia. Butiran ragi instan lebih kecil dari ragi kering aktif. Tetapi tentang daya tahan, ragi instan lebih cepat mati dari ragi kering aktif, jadi ragi ini perlu dipindahkan ke wadah kedap udara setelah membuka kemasan. Oh ya, ragi ini tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, lho. Ragi instan dapat langsung dicampur dalam adonan karena terbukti lebih aktif aktif daripada jenis ragi lainnya. Selain Fermipan, ada juga ragi instan dengan merek Mauri-pan, Saf-instant, GS (khusus donat), dan Haan.
Bagaimana cara kerja pembuatan roti
Jika telah terbukti aktif, larutan ragi siap dicampur ke dalam adonan untuk tahap pengembangan. Pada dasarnya, ragi bertanggung jawab untuk mengubah komponen dalam karbohidrat (misalnya gandum) menjadi karbon dioksida. Nah, inilah karbon dioksida yang membuat roti bisa mengembang dan mekar. Setelah selesai diuleni, adonan akan dibiarkan dalam suhu ruang hingga mengembang. Proses ini disebut pemeriksaan, yang merupakan proses memeriksa apakah ragi dapat aktif bekerja atau tidak. Jika adonan bisa mengembang, maka proses pemeriksaan dianggap berhasil.
Setelah terlihat mengembang, adonan ini akan kempes dan kemudian dibungkam lagi hingga mengembang. Nah proses proofing kedua ini berfungsi untuk membentuk adonan roti sesuai keinginan. Setelah mengembang lagi, adonan roti ini siap untuk dimasukkan ke dalam oven. Oh ya, suhu panas dalam proses pemanggangan ini bisa mematikan ragi, lho. Namun jangan khawatir karena dengan kematian ragi, maka proses pengembangan selesai dan hasilnya adalah roti bertekstur lunak seperti spons. Nah, tekstur spons adalah salah satu bukti aktivasi ragi. Tekstur ini merupakan "jejak" gelembung udara (karbon dioksida) yang berfungsi untuk mengembangkan roti.
Kesalahan dalam penggunaan ragi
Meski sudah tahu cara kerja, banyak orang masih takut menggunakan materi pengembang ini. Ini bukan hal yang 'menakutkan', tapi bagaimana kita mengolahnya? Ingat, ragi ini adalah pengembang "hidup", jadi kita harus berhati-hati ketika ragi melakukan proses pengembangan adonan. Semakin lama diizinkan untuk diperluas, rasa dan tekstur roti akan menjadi lebih baik. Tetapi jika terlalu lama tersisa, ragi bisa mati dalam suhu ruang, lho. Ini bisa dilihat dari adonan yang tiba-tiba menjadi kempes dan terasa keras ketika disentuh. Saat adonan dipanggang, hasilnya adalah roti yang terasa berat dan keras saat digigit.
Nah, sekarang sudah mengerti tentang ragi dan bagaimana cara kerjanya, ya. Setidaknya, kita dapat menghindari kesalahan paling umum yang dilakukan saat membuat roti dengan ragi. Ayo coba!
Berikan komentar anda dengan sopan
EmoticonEmoticon